Jembatan
Cinta merupakan ikon utama dari Pulau Tidung. Alkisah ada sepasang kekasih yang
berjalan menyusuri jembatan ini kemudian mereka berbahagia (kisah lengkapnya ada di
prasasti Jembatan Cinta). Tidak begitu jelas kisahnya, namun Jembatan Cinta ini
lah yang membuat Pulau Tidung terkenal.
Jembaran Cinta menghubungkan Tidung Besar dan Tidung Kecil |
Jembatan
Cinta bukan terkenal karena “cinta-cintaannya”, melainkan tantangannya! Jembatan
ini memiliki ketinggian kurang lebih 3 meter dari permukaan laut. Biasanya
jembatan ini sering dijadikan ajang memacu adrenalin. Ternyata jika sudah
ditepi jembatan, banyak juga yang mundur dan nggak jadi loncat karena takut.
Tangga di belakang kami (kanan foto) akan menuju tempat orang meloncat dari Jembatan Cinta |
Biasanya
orang ke Pulau Tidung pake travel agent. Tapi bagi kamu yang mau pulang pergi
bisa lho. Jika waktumu sedikit, uangmu sedikit, tapi pengen banget ke pantai yang oke, kamu PP aja ke Pulau Tidung. Di sini banyak water sport, seperti banana boat, doughnut, dan juga snorkeling. Bagi yang mau santai-santai bisa di bale-bale pinggir pantai, tanpa dipungut biaya.
Di belakang kami (kanan) merupakan bale-bale untuk bersantai menikmati desiran ombak laut |
Beli aja tiket ketengan dari pelabuhannya. Dengan Rp 40.000 saja kamu
bisa di antar ke Pulau Tidung. By the way ada pembagian Pelabuhan Muara Angke menjadi Muara Angke Lama dan Muara Angke Baru (kali biru). pelabuhan Kali Biru lebih bersih (tidak becek karena pasar). Kedua pelabuhan ini letaknya berdekatan Lebih baik stand-by di pelabuhan dari jam 6 walaupun kapal akan berangkat jam 7an. Tanya kapal yang paling cepat berangkat agar kamu punya lebih banyak waktu di Pulau Tidung. Durasi perjalanan di atas kapal kurang lebih 3
jam. Sebenernya bisa lebih cepat kalo semua penumpang hanya ingin ke Pulau
Tidung. Tapi hal ini jarang banget terjadi, pasti ada yang mau ke pulau tetangga yang memang
dilewati kalo mau ke Pulau Tidung.
Lebih
baik kamu pilih tempat duduk di atas kapal, kalau bisa di luar dek kapal. Di
bagian ini, pemandangan laut lebih terlihat dan angin lebih terasa. Kapal yang
berangkat pagi cukup banyak, namun kamu sudah harus pulang sekitar jam 2 dari
Pulau Tidung karena kapal terakhir memang hanya ada yang jam segitu untuk
kembali ke pelabuhan Muara Angke. Harga tiketnya sama yaitu Rp 40.000. Tapi
kalo kamu pulang jam segini, bisa-bisa hanya kamu saja penumpangnya. Karena
jarang yang berfikiran untuk pulang jam 2, apalagi check out kamar biasanya jam 12.
Kepikiran
apa yang terjadi kalo penumpangnya sedikit? Yap! Kapal akan lebih
terombang-ambing, ditambah ombak yang semakin besar jika semakin siang. Bagi
yang mabuk laut, sangat tidak disarankan untuk duduk, lebih baik tiduran atau
tidur sekalian agar nggak pusing. Jaga juga barang-barang agar nggak
ngegelinding. Tapi durasi perjalanan akan lebih cepat, bisa 2 jam saja karena
nggak mampir-mampir pulau tetangga dulu.
No comments:
Post a Comment